KROMATOGRAFI
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut di antara
dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).
Fase
diam (Stationary
phase)
Fase
diam merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses pemisahan dengan
kromatografi, karena dengan adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi
perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa analit. Fase diam
dapat berupa bahan padat atau porous (berpori)
berbentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan
pendukung.
Fase
gerak (Mobile
phase)
Fase
gerak merupakan pembawa analit dapat bersifat inert maupun berinteraksi dengan
analit tersebut.
JENIS-JENIS KROMATOGRAFI
Berdasarkan fase
gerak yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu
gas chromatography dan liquid chromatography.
1.
Kromatografi Gas
a. GLC (Gas Liquid Chromatography)
b. GSC (Gas Solid Chromatography)
2.
Kromatografi Cair
a. HPLC (High Performance Liguid Chromatography)
b. LLC-PC (Liquid Liquid Chromatography - Paper
Chromatography)
c. LSC-TLC (Liquid Solid Chromatography - Thin Layer
Chromatography), Kolom
d. Ion Excange
e. Ekslusi : - GP (Gel Permeation)
- GF (Gel Filtration)
Liquid
Liquid Chromatography (LLC)
LLC adalah kromatografi pembagian di mana partisi terjadi
antara fase gerak dan fase diam yang kedua-duanya zat cair. Dalam hal ini fase
diam tidak boleh larut dalam fase gerak.
Umumnya
sebagai fase diam digunakan air dan sebagai fase gerak adalah pelarut organik.
Misalnya pada kromatografi kertas, sebagai fase diam adalah air yang terserap
pada serat selulosa dari kertas.
Liquid
Solid Chromatography (LSC)
LSC adalah kromatografi penyerapan. Sebagai adsorben
digunakan silika gel, alumina, penyaring molekul atau gelas berpori dipak dalam
sebuah kolom dimana komponen-komponen campuran dipisahkan dengan adanya fase gerak.
Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC) merupakan teknik
pemisahan yang masuk golongan ini.
Ion-exchange
chromatography
Teknik ini menggunakan zeolitas, resin organik atau
anorganik sebagai penukar ion. Senyawa yang mempunyai ion-ion dengan afinitas
yang berbeda terhadap resin yang digunakan dapat dipisahkan. Analisa asam-asam
amino adalah yang umum dilakukan dengan cara ini. Contoh lain adalah asam-asam
nukleat dan analisis garam-garam anorganik.
Exclusion
chromatography
Dalam teknik ini, gel non ionik berpori banyak dengan ukuran
yang sama digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran
molekulnya (BM).
Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel
sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat bila
dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan elusi
mula-mula adalah molekul yang lebih besar, molekul sedang, dan terakhir molekul
yang paling kecil. Bila sebagai penyaring digunakan gel yang hidrofil (Sephadex)
maka teknik ini disebut gel filtration chromatography dan bila digunakan
gel yang hidrofob (polystyrene-divinylbenzene) disebut gel permeation
chromatography.
Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi
yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis,
kromatografi gas, dan high performance liquid chromatography (kromatografi cair
kinerja tinggi / KCKT).
Pemisahan
dengan kromatografi
Pemisahan
dengan kromatografi sendiri lebih baik daripada ekstraksi, karena sering
diibaratkan dengan corong pisah yang saling berhubungan yang bergerak dari atas
ke bawah dimana pada setiap corong pisah terjadi pemisahan. Selain itu
permukaan antar fase pada kromatografi lebih besar. Waktu retensi (tR) adalah
waktu yang diperlukan oleh analit dari awal kolom sampai ke detector. Semakin
lama analit berinteraksi dengan fase diam –> semakin lama ia keluar –> tR
semakin besar, sehingga ada suatu konstanta yang menyatakan kecepatan migrasi
solut melalui fase diam. Kecepatan migrasi solut dipengarui oleh perbandingan
distribusinya (Kd atau kadang disebut D) yang ditentukan oleh afinitas relatif
solut pada fase diam dibanding fase gerak:
Kd = Kadar
senyawa dalam fase diam/Kadar senyawa dalam fase gerak
Dari
persamaan tersebut dapat ditarik kesimpulan kalo semakin besar harga Kd suatu
senyawa maka waktu retensinya (tR) akan semakin besar karena interaksi dengan
fase diam besar dan migrasinya semakin lambat.
Parameter kinetika pemisahan
Faktor Selektifitas (α)
Selektifitas
merupakan kemampuan instrumen dalam mengenali senyawa-senyawa dalam campuran. Untuk
mendapat selektifitas yang maksimum maka harus dicari interaksi yang sesuai
(apakah partisi, adsorpsi, size exclusion, atau ion exchange).
Faktor selektifitas (α) dapat dicari dengan:
α = k2/k1 =
(tR2-tm)/(tR1-tm)
Apabila
kedua senyawa memiliki nilai K yang sama / α = 1 maka kedua
senyawa tidak dapat dipisahkan. karena waktu retensinya identik.
Faktor Spesifisitas (Kd)
Sifat
spesifisitas dari kromatografi didasarkan pada sifat dari senyawa yang
spesifik. Senyawa memiliki sifat spesifik karena memiliki Kd yang spesifik.
Kapasitas
Kolom (K’)
Menunjukkan
kemampuan kolom menampung analit. Semakin lama analit berada dalam kolom, akan
semakinb esar nilai kapasitasnya. Nilai K’ yang bagus antara 1-10. Jika k’
terlalu kecil, kemungkinan pemisahannya belum sempurna dan jika terlalu besar
maka akan terjadi pelebaran puncak.
Resolusi
(Rs)
Untuk taraf
kepercayaan 95%, harga Rs yang baik adalah > 1,5. Jika kurang dari
ini maka puncak dari masing2 analit akan saling tumpang tindih
Jumlah
Lempeng Teoritis (Neff)
Merupakan
parameter yang menghitung efisiensi kromatografi. Menyatakan jumlah peristiwa
partisi yang dialami oleh analit pada setiap saat yang dibawa oleh fase gerak
selama elusi.
Interaksi Analit dan Fase diam
Setelah
tahu tentang konsep pemisahan nyambung kesini. Sebenarnya secara sederhana
mekanisme pemisahan analit dibedakan menjadi 4, hal ini yang mengakibatkan
perbedaan waktu retensi karena perbedaan interaksi analit dengan fase diamnya.
1. Adsorbsi
Fase diam:
Padatan
Fase gerak:
Cair (bisa juga gas pada Kromatografi padat-gas)
Dasar
pemisahan: Stereokimia
2. Partisi
Fase diam:
Cair
Fase gerak:
Cair atau gas (pada kromatografi cair-gas)
Dasar
pemisahan: Partisi-konsep like
dissolves like
Untuk
kromatografi jenis ini dasarnya adalah senyawa yang memiliki kemiripan sifat
fisika kimia dengan fase diam akan tertambat lebih lama pada fase diam –> tR
lebih besar
Sebagai
contoh jika kita ingin memisahkan kafein dan parasetamol pada sampel obat flu
(kaya praktikum HPLC hehe) dengan fase diam ODS (Oktadesil silika) yang
nonpolar. maka parasetamol akan lebih dulu keluar dari kolom atau tR lebih
kecil daripada kafein. karena Kafein sifatnya nonpolar dan lebih terlarut pada
fase diam. sedangkan parasetamol bisa terlarut dikit tp cuma sebentar.
3. Penukar ion (bahasa kerennya: ion exchange)
mekanisme
pemisahan karena interaksi ionik
antara fase diam dan solut. biasanya dipake di pabrik farmasi
untuk bikin air bebas ion (sori lupa namanya haha). berdasarkan muatan yang
dilapiskan pada fase diam, dapat dibagi 2:
a. Penukar
anion: Fase diamnya muatan positif sehingga yang bermuatan negatif akan ketarik
fase diam
b. Penukar
kation: Fase diamnya bermuatan negatif sehingga yang bermuatan positif akan
ketarik fase diam
4. Ekslusi ukuran (bahasa kerennya: Size Exclusion Chromatography)
Prinsip
kerjanya pemisahan analit berdasarkan ukuran. Biasanya pake fase diam dengan
pori berukuran tertentu.
Jadi ntar
saat elusi, molekul yang kecil akan masuk ke pori fase diam. semakin kecil maka
dapat masuk semakin dalam. sedangkan molekul yg besar dia g bisa masuk ke pori
sehingga langsung terelusi. Kesimpulannya:
Partikel dengan ukuran besar (BM besar) memiliki tR lebih kecil daripada
partikel dengan ukuran kecil (BM kecil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar