VISKOMETER
Viskometer adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut hukum Poiseville, jumlah cairan yang mengalir melalui pipa persatuan waktu dirumuskan dengan persamaan.
Pada hukum
aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari
suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Aliran viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar
yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar
dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian
atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida
dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida
(Dugdale, 1986)
Cara
menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada
beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas
dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu
yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya
air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
2. Viskometer Hoppler
Hoeppler viscometer with “sliding” sphere: (1)
sphere, (2) tube with fluid, (3), (4), and (5) ring markings on tube, (6)
thermo-static liquid bath, (7) thermometer, (8) pipe connection to join the
instrument to the thermostat, (9) level.
Berdasarkan
hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkanz
bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang
diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel
(Moechtar,1990).
3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip
kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding
dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer
ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di
sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Nilai
viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan intrinsik.
Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung kecepatan
aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh dengan
memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk
penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler yang paling tepat
adalah viskometer Ubbelohde. (Rochima, 2007).
Prosedur Kalibrasi Viscometer
Akurasi dari Viscometer Brookfield diverifikasi dengan
menggunakan cairan standard yang disediakan oleh Brookfield Engineering Labs.
Cairan Standard ini merupakan cairan Newtonian sehingga memiliki nilai
viskosiats yang sama.
ViscoStandard
dengan pemakaian sembarang spindle, RPM maupun shear rate.
Cairan standard yang tersedia telah dikalibrasi pada suhu 25 oC.
Persyaratan Umum :
Ukuran wadah : Untuk Viscosity
Standard < 30.000 cP, gunakanlah Beaker Low Form 600 ml. Untuk Viscosity
Standard > 30.000 cP gunakan wadah cairan sbb. : Dia. Dalam : 8.25 cm,
Tinggi : 12.1 cm. Catatan : Wadah boleh lebih besar tetapi tidak boleh lebih
kecil.
Suhu : Seperti tercantum pada label
standard ± 0.1 oC.
Kondisi : Viscometer dengan Model :
“LV” atau “RV” harus menggunakan Guarg Leg.
Brookfield merekomendasikan untuk
mengganti cairan Standard setelah 1 (satu) tahun sejak pemakaian.
Prosedur kalibrasi untuk Spindle
LV(#1-4), RV, HA, HB (#1-7).
1. Letakkan cairan standard (dalam
wadah yang sesuai) ke dalam Water Bath.
2. Atur Viscometer pada posisi
pengukuran (gunakan Guard Leg untuk Model LV dan RV).
3. Pasangkan spindle pada Viscometer.
Hindari terjebaknya gelembung udara dibawah spindle.
4. Cairan standard bersama spindle
harus dicelupkan ke dalam water bath selama minium 1 (satu) jam. Cairan diaduk
sebelum pengukuran.
5. Setelah 1 jam, periksa suhu cairan
standard dengan themometer yang akurat.
6. Jika suhu cairan telah mencapai suhu
pengujian (± 0.1 oC) lakukan pengukuan viskositas dan catat hasil pembacaan
viscometer. Catatan : spindle harus berputar sedikitnya 5 (lima) kali putaran
sebelum dilakkan pembacaan.
7. Pembacaan nilai viskositas harus
sama dengan nilai cP yang tertera pada cairan standard dengan toleransi
kombinasi akurasi Viscometer dan Cairan Standard. (Lihat : Interpretasi Hasil
Test Kalibrasi)
Prosedur Kalibrasi untuk Small
Sample Adapter
Jika Small Sample Adapter digunakan,
water jacket dihubungkan dengan water bath dan akir dikonsisikan pada suhu yang
sesuai.
1. Letakkan sejumlah sample sesuai
petunjuk ke dalam sample chamber. Jumlah sample berbeda-beda untuk spnle yang
berbeda. (Sesuaikan dengan Instruction Manual dari Small Sample Adapter).
2. Letakkan sample chamber ke dalam
water jacket.
3. Pasangkan spindle
4. Biarkan selama 30 menit agar cairan
standard mencapai suhu test.
5. Lakukan pengukuran dan catat
hasilnya. Spindle harus berputar minimum 5 kali sebelum dilakukan pembacaan.
Prosedur Kalibrasi untuk Thermosel
System
Ada 2 step yang direkomendasikan
untuk mengkalibrasi Thermosel.
A. Kalibrasi Viscometer tersendiri
dengan Spindle Standard (Lihat : Prosedur kalibrasi untuk Spindle LV(#1-4), RV,
HA, HB (#1-7)).
B. Kalibrasi Viscometer dengan
Thermosel sesuai dengan prosedur berikut ini :
a. Letakkan sejumlah cairan HT (High
Temperature) viscosity standard ke dalam HT-2 sample chamber. Jumlah sample
berbeda-beda untuk tiap spindle. (Lihat : Instruksi Manual Thermosel ).
b. Letakkan sample chamber ke dalam
Thermo Container.
1. Pasangkan spindle
2. Biarkan selama 30 menit agar suhu
setting tercapai
3. Lihat dan catat hasil pengukuran.
Catatan : Spindle harus berputar setidaknya 5 putaran sebelum dilakukan
pembacaan.
Prosedur Kalibrasi untuk UL atau DIN
UL Adapter
1. Letakkan sejumlah cairan viscosity
standard ke dalam UL Tube. Lihat : Instruction Manual UL Adapter.
2. Pasangkan spindle pada viscometer
3. Pasangkan Tube / Wadah Sample
4. Celupkan Tube ke dalam Water Bath.
Jika menggunakan ULA-40Y water jacket, hubungkan saluran inlet / outlet ke
external circulating pump.
5. Biarkan selama 30 menit agar
tercapai suhu setting
6. Lakukan pengukuran viscosity dan
catat hasilnya. Spindle harus berputar minimal 5 puataran sebelum dilakukan
pembacaan hasilnya.
Prosedur Kalibrasi untuk Helipath
Stand dan Spindle T-Bar
Kalibrasi Helipath Stand dan Spindle
T-Bar dapat dilakuan dengan menggunakan Spinlde standard yang ada (Lihat :
Prosedur kalibrasi untuk Spindle LV(#1-4), RV, HA, HB (#1-7)). Spindle T-Bar
tidak boleh digunakan untuk verifikasi kalibrasi.
Prosedur Kalibrasi untuk Spiral
Adapter
1. Letakkan viscosity standard yang ada
di Beaker ke dalam water bath.
2. Pasangkan spindle pada viscometer.
Pasangkan chamber (SA-1Y)
3. Atur viscometer pada posisi
pengukuran. Operasikan viscometer pada 50 atau 60 RPM sampai chamber
benar-benar meluap.
4. Cairan viscosity standard bersama
dengan spindle harus dibenamkan ke dalam water bath selama minimum 1 jam dan
diaduk secara teratur sebelum dilakukan pengukuran.
5. Setelah 1 jam, cek suhu cairan
dengan menggunakan thermometer yang akurat
6. Jika cairan sudah mencapai suhu
setting ± 0.1 oC, ukur kekentalan cairan. Catatan : Spindle harus
berputar minimal 5 kali putaran sebelum pengukuran dilakukan.
7. Hasil pengukuran harus sama dengan
nilai standard dengan toleransi gabungan akurasi dari viscometer dan cairan
standard. ( Lihat : Interpretasi Hasil Test Kalibrasi).
Prosedur Kalibrasi untuk Cone/Plate
Viscometer
1. Atur jarak antara cone spindle
dengan plate sesuai dengan Instruction Manual
2. Pilih viscsity standard yang akan
memberikan nilai pembacaan antara 10% hingga 100% dari Full Scale Range (FSR).
Sebaiknya pilih standard dengan nilai mendekati 100% FSR.
3. Masukkan sample ke dalam cup dan
biarkan selama 15 menit untuk mencapai suhu setting.
4. Lakukan pengukuran dan catat
hasilnya baik % Torque dan cP. Catatan :
1. Spindle harus berputar minimum 5
putaran sebelum pengukuran diambil.
2. Penggunaan standard pada rentang 5
cP s.d 5.000 cP dianjurkan untuk instrument cone/plate. Jangan gunakan viscsity
standard diatas 5.000 cP.
Interpretasi Hasil Test Kalibrasi
Pada saat melakukan verifikasi kalibrasi
Viscometer Model Spindle Brookfield, faktor kesalahan (toleransi) dari alat dan
cairan standard harus digabungkan untuk menghitung total toleransi yang
diijinkan. Toleransi dari viscometer Brookfield adalah 1% dari Full Scale Range
(FSR). FSR adalah nilai maksium yang mampu diukur oleh alat dengan kombinasi
setting Spindle dan Kecepatan putar spindle yang kita tetapkan. Sedangkan
toleransi dari cairan standard adalah 1% dari nilai viscosity cairan yang
bersangkutan.
Contoh perhitungan :
1. FSR alat ukur 50.000 cP
2. Cairan Standard 12.000 dengan nilai
actual 12.257 pada suhu 25 oC.
3. Toleransi alat adalah : 1% x 50.000
= 500 cP
4. Toleransi cairan standard : 1% x
12.257 = 122.57 cP
5. Total Toleransi : ± ( 500 + 122.57)
= ± 622.57 cP
6. Sehingga pembacaan yang diijinkan
dengan FSR dan standard di atas adalah :
Toleransi yang dapat diterima = (
12.257 ± 622.57 ) cP.
Sejauh pembacaan alat masih dalam
rentang nilai tersebut, maka viscometer masih berfungsi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar