Densitometer mengukur cahaya yang dipantulkan oleh permukaan sampel yang disinari oleh
sumber cahaya. Pengukuran dari refleksi ini diubah menjadi skala logaritma
dengan rumus D = -log R (D = density, R = Pantulan)
Densitometer tidak dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi sampel
seperti dalam kolorimetri tapi densitometer digunakan untuk mengukur kerapatan
cahayanya.
Berikut ini adalah mekanisme kerja densitometer secara sistematis.
Sumber cahaya menyinari sampel secara tegak lurus (sudut 90ᴼ) namun
sensor dipasang pada sudut 45ᴼ untuk menghindari efek glossy sehingga yang
tertangkap oleh sensor adalah benar-benar cahaya yang direfleksikan oleh
permukaan sampel.
Sensor menangkap cahaya yang direfleksikan oleh permukaan sampel,
kemudian diubah menjadi skala logaritma dengan rumus tertentu sehingga
didapatkan hasil kerapatan cahaya dari sampel. Hasil dari perhitungan akan
ditampilkan pada display.
Densitometer adalah alat penelitian yang biasa digunakan untuk mengukur
kerapatan cahaya suatu objek namun dalam dunia fotografi densitometer juga
digunakan untuk menilai kualitas suatu gambar atau alat pencetak.
Secara garis besar ada dua tipe densitometer, yaitu:
a. Densitometer pantulan/refleksi
Densitometer
ini digunakan untuk mengukur kerapatan cahaya pada sampel yang tidak permukaan
yang tidak tembus cahaya/transparan.
densitometer pantulan |
b. Densitometer transmisi
Densitometer
yang digunakan untuk mengukur kerapatan cahaya pada sampel yang transparan,
misalnya hasil negative foto.
densitometer transmisi |
Dalam dunia kesehatan, densitometer digunakan dalam
mendeteksi keadaan osteophorosis. Densitometer akan mengukur kerapatan tulang.
Tulang yang rapuh kerapatannya akan berkurang. Inilah yang dinamakan
osteophorosis.
Bone densitometer |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar